Friday, January 27, 2023

Membangun kemitraan di Kedaireka

Hari ini di sebuah kafe yang tidak terlalu ramai, Saya dan beberapa teman dosen di kampus sedang bertemu calon mitra untuk pengusulan Kedaireka 2023. Bagi yang belum akrab dengan istilah ini saya kutipkan dari lamannya langsung: Kedaireka.id. Jadi Kedaireka ini adalah solusi mewujudkan kemudahan sinergi kontribusi perguruan tinggi dengan calon mitra (biasanya dari Pemda, NGO, Dunia usaha dunia industri) untuk kemajuan bangsa Indonesia. Program ini dari Kemendikbud.

Konsep ini mencocokan pendanaan (matching fund) yang menyesuikan antara program kampus dan calon mitra. Kedaireka menjembatani bagaimana program ini dijalankan dengan kemitraan perguruan tinggi (insan Perguruang Tinggi) dan Mitra (Pemerintah, dunia usaha dunia industry, NGO). Membatu mengatasi masalah mitra.

Lanjut, Saya mau bercerita tentang sebuah seni berdiplomasi dalam kedaireka: Seni meyakinkan kepada mitra. dan Saya rasa berhasil meyakinkan calon mitra. 

Hal tersulit dalam menjalankan program ini adalah mencari mitra. Apalagi mitra yang belum ada Kerjasama sebelumnya alias baru mereka-reka rencana. Disitu tantangannya. Tantangannya adalah bagaimana mitra mau mendukung program yang akan dijalankan dengan komitmen. Komitmen bukan saja bentuk moral namun materi. Ya, uang. yang alot dalam negosiasi menjalankan program ini adalah kemauan calon mitra mengeluarkan Sebagian besar dananya untuk berbagi.

Ini gampang-gampang sulit. Apalagi jika mitra berasal dari pemerintah yang sudah jelas pendanaan dan petunjuk teknis. Yang tidak boleh sembarangan mengeluarkan duit. Butuh rasionalisasi. Ini yang sulit.

Tapi dari pengalaman pertemuan kami di salah satu instansi pemerintah daerah provinsi Sulawesi Tenggara di dinas XXX tidak begitu mengalami kendala seperti keraguan awal kami. Dengan pendekatan negosiasi akhirnya mereka terbuka untuk menjalankan program di kedaireka.

Saya sedikit berbagi pengalaman saya dengan teman-teman untuk ‘melobi’ dinas.

Gunakan jejaring

Jaringan bisa dimana saja, pertemanan, klub olahraga, grup alumni, arisan dan sebagainya. Saya yakin satu musuh terlalu banyak, seribu teman terlalu sedikit. Demikian kata bijak. Perbanyak pertemaman yang positif. Berjejaring luas akan mempermudah kita untuk saling mendukung program

Komunikasi

Saya menyarankan untuk komunikasi langsung. Tatap muka. Pertemuan kami dengan dinas XXX didahului dengan komunikasi via whatsapp dari salah satu kolega sebagai penyambung. Namun tidak berhasil. Komunikasi lewat media sosial sebagus apapun jika tidak melihat emosi dari lawan bicara apalagi baru kenal. Komunikasi akan terjadi “miss”. Pentingnya komunikasi tatap muka.

Terbuka

Maksudnya, program yang kita mau jalankan tentang apa, akan dapat apa dan lain. Terbuka dan apa adanya. Sensitifnya adalah ketika ada program yang tidak jelas konsepnya, dananya berapa, kegiatannya apa. Calon mitra akan menyimpan keraguan bahkan bisa batal mendukung. Dan yang paling penting adalah, mitra akan dapat apa (output) dari program ini sehingga calon mitra dengan senang hati membuka diri membangun kemitraan.

Pengalaman ini mengajarkan, seni-nya membangun kemitraan yang setara dengan komunikasi, jejaring dan keterbukaan adalah penting. Dan yang paling penting adalah dipraktekkan di lapangan. Semoga kemitraan yang kami bangun dari Kedaireka ini berhasil lolos. 

--

sumber foto: pexels.com

Tuesday, January 3, 2023

Harapan Tahun Ini

 

Foto: Lina Trochez (Unplash.com)
 

Tahun 2022 sudah berlalu, sebenarnya tidak banyak pencapaian yang besar di tahun itu. Resolusi yang dibuat menguap begitu saja. Sebagai contoh, membuat buku minimal satu dalam setahun, mencapai skor IELTs 6.5 overall, menghubungi calon supervisor S3 minimal 5 tiap kampus di luar negeri, menulis artikel scopus minimal Q4 1 setiap tahun. Satu hal yang tercapai hanyalah perbaikan pangkat yang sebelumnya Asisten Ahli (hamper abadi jadi AA) naik menjadi Lektor 300. Hanya itu yang tercapai.

Di usia yang hamper kepala empat, saya Kembali mengulang resolusi di tahun 2022 berpindah ke tahun 2023. Kembali mengulang resolusi yang sebenarnya harus tuntang sebelum masuk di tahun 2023. Namu
n nasib baik belum berpihak. Saya hanya terus mengusahakan agar target-target yang berlalu di 2022 tidak bernasib sama. Minimal ada lima puluh persen yang tercapai.

Tahun ini tahun harapan buat saya untuk pindah kuadran. Yang sebelumnya terlalu santai, tahun 2023 ini agak lebih gas pelan-pelan untuk mencapai target yang tak terwujud.

Menulis Buku

Tahun ini saya menargetkan satu buku yang terbit. Hitung-hitung sebagai kado ulang tahun ke-40 Insya Allah. Saya menulis buku pernah dalam bentuk bunga rampai namun menulis solo belum pernah terwujud.

Yang saya lakukan melihat tips-tips penulis yang mengeluarkan banyak buku. Satu kuncinya: Konsisten. Ya, saya bermasalah di konsistensi, saya memiliki sedikit dasar dalam menulis namun kurang dalam praktik untuk konsisten. Tahun ini saya menantang diri saya untuk menulis satu buku. Dan terbit di pertengahan bulan. Semoga terwujud

Skor IELTS 6.0?

Saya menurunkan target dari 6.5 ke 6.0. Mudah untuk dituliskan namun tak mudah mendapatkan skor sebesar itu pada saya yang bermasalah pada konsistensi belajar. Skor. 6.0 saya anggap moderat. Sekarang ini skor saya tertahan di 5.5 overall. Hope me succeed. Atau paling tidak saya mengambil kursus TOEFL ITP skor 500 minimal.

Menghubungi Calon Supervisor(kembali)

Saya sudah pernah berkomunikasi dengan Prof David Henley, saya juga sudah pernah berkomunikasi dengan Pak Aco’ (Pro. Greg Acciaiolli) dan yang terakhir hamper saja menjadi pembibing saya di UWA jika saja LDPD/Dikti tidak membatalkan beasiswa saya di tahun 2017. Saya penerima beasiswa BUDI LN Bactch 1 namun kendala IELTS yang belum mencukupi akhirnya beasiswa saya dibatalkan. Saya sempat depresi (ringan) kurang lebih setahun karena memikirkan kegagalan saya belajar di negeri Barat (Australia). Tapi seiring waktu, saya belajar menerima dan ikhlas. Allah akan membantu saya mewujudkan mimpi saya ke luar negeri. Sampai hari ini belum pupus. Man Jadda wajadah. Siapa yang bersungguh-sungguh dia akan mencapai tujuannya. Saya selalu pegang mantra itu di novel 5 Menara.

Menulis Artikel Scopus

Saya melewatkan banyak kesempatan dalam menulis artikel tahun 2022. Walaupun begitu ada harapan yang saya peroleh untuk mencapatkan ID Scopus. Saya menjadi anggota peneliti sagu hibah penelitian desentralisasi tahun 2022 kemdikbud-ristek. Saya anggota peneliti dari Sitti Rahmah Ma’mun PhD. Yang artikelnya sementara ini dikirim ke Q1. Saya masih juga masih menanti kabar dari jurnal Sodality bersinta dua. Saya sebagai penulis di dalam kedua jurnal tersebut. Semoga di tahun 2023 harapan itu terwujud. Saya sudah mencoba, selebihnya saya serahkan pada yang maha kuasa.

Ada lagi?

Tidak ada yang wah, saya hanya berharap pencapaian akademik bisa berjalan dengan baik tahun 2023 ini.tapi masih banyak harapan lain.

Hampir lupa, untuk keluarga kecil Saya. Saya bukan laki-laki yang baik di keluarga. Tapi saya selalu berusaha untuk menjadi ayah dan suami yang baik. Saya harus berusaha memperbaiki diri cara komunikasi pada anak-anak yang usianya baru 10 dan 3 tahun (masa-masa kritis) untuk pola asuh anak. Ini yang perlu saya perbaiki terus menerus agar menjadi ayah yang baik seperti di biografi IG saya: Ayah yang Bahagia. Semoga bisa menjadi family man.

 Jangan terlalu banyak, nanti tidak ada yang jadi…(ada bisikan hati)

Baiklah hati, saya akhiri catatan ini dengan ucapan mari berlomba-lomba dalam kebaikan. Yakin Usaha Sampai 😊😊😊

Monday, August 23, 2021

Pada Hujan

Hujan

Kepada hujan yang jatuh di sore ini Singgahlah sejenak berbisik pada ranting dan daun sekedar melepas rindu

Tanah tak pernah menolak datangmu              jatuh dipelukan berbaring sunyi sendiri  memanggil angin semilir datang dari kaki bukit

Sudah kusiapkan payung dan jas hujan untukmu untuk kita susur senja yang tersisa 





emerge © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.