![]() |
Hari ini di sebuah kafe yang tidak terlalu ramai, Saya dan beberapa teman dosen di kampus sedang bertemu calon mitra untuk pengusulan Kedaireka 2023. Bagi yang belum akrab dengan istilah ini saya kutipkan dari lamannya langsung: Kedaireka.id. Jadi Kedaireka ini adalah solusi mewujudkan kemudahan sinergi kontribusi perguruan tinggi dengan calon mitra (biasanya dari Pemda, NGO, Dunia usaha dunia industri) untuk kemajuan bangsa Indonesia. Program ini dari Kemendikbud.
Konsep ini mencocokan pendanaan (matching fund) yang menyesuikan antara program
kampus dan calon mitra. Kedaireka menjembatani bagaimana program ini dijalankan
dengan kemitraan perguruan tinggi (insan Perguruang Tinggi) dan Mitra
(Pemerintah, dunia usaha dunia industry, NGO). Membatu mengatasi masalah mitra.
Lanjut, Saya mau bercerita tentang sebuah seni berdiplomasi dalam kedaireka: Seni meyakinkan kepada mitra. dan Saya rasa berhasil meyakinkan calon mitra.
Hal tersulit dalam menjalankan program ini adalah mencari mitra. Apalagi mitra yang belum ada Kerjasama sebelumnya alias baru mereka-reka rencana. Disitu tantangannya. Tantangannya adalah bagaimana mitra mau mendukung program yang akan dijalankan dengan komitmen. Komitmen bukan saja bentuk moral namun materi. Ya, uang. yang alot dalam negosiasi menjalankan program ini adalah kemauan calon mitra mengeluarkan Sebagian besar dananya untuk berbagi.
Ini gampang-gampang sulit. Apalagi jika mitra berasal dari pemerintah yang sudah jelas pendanaan dan petunjuk teknis. Yang tidak boleh sembarangan mengeluarkan duit. Butuh rasionalisasi. Ini yang sulit.
Tapi dari pengalaman pertemuan kami di salah satu instansi pemerintah daerah provinsi Sulawesi Tenggara di dinas XXX tidak begitu mengalami kendala seperti keraguan awal kami. Dengan pendekatan negosiasi akhirnya mereka terbuka untuk menjalankan program di kedaireka.
Saya sedikit berbagi pengalaman saya dengan teman-teman untuk ‘melobi’ dinas.
Gunakan jejaring
Jaringan bisa dimana saja, pertemanan, klub olahraga, grup alumni, arisan dan sebagainya. Saya yakin satu musuh terlalu banyak, seribu teman terlalu sedikit. Demikian kata bijak. Perbanyak pertemaman yang positif. Berjejaring luas akan mempermudah kita untuk saling mendukung program
Komunikasi
Saya menyarankan untuk komunikasi langsung. Tatap muka. Pertemuan kami dengan dinas XXX didahului dengan komunikasi via whatsapp dari salah satu kolega sebagai penyambung. Namun tidak berhasil. Komunikasi lewat media sosial sebagus apapun jika tidak melihat emosi dari lawan bicara apalagi baru kenal. Komunikasi akan terjadi “miss”. Pentingnya komunikasi tatap muka.
Terbuka
Maksudnya, program yang kita mau jalankan tentang apa, akan dapat apa dan lain. Terbuka dan apa adanya. Sensitifnya adalah ketika ada program yang tidak jelas konsepnya, dananya berapa, kegiatannya apa. Calon mitra akan menyimpan keraguan bahkan bisa batal mendukung. Dan yang paling penting adalah, mitra akan dapat apa (output) dari program ini sehingga calon mitra dengan senang hati membuka diri membangun kemitraan.
Pengalaman ini mengajarkan, seni-nya membangun kemitraan yang setara dengan komunikasi, jejaring dan keterbukaan adalah penting. Dan yang paling penting adalah dipraktekkan di lapangan. Semoga kemitraan yang kami bangun dari Kedaireka ini berhasil lolos.
--
sumber foto: pexels.com