Menenuaikan ibadah haji
adalah impian setiap umat muslim. Tak heran untuk mewujudkannya orang rela
melakukan apa saja. Di Makassar seorang ibu rela menunggu 20 tahun untuk
mewujudkan mimpi berangkat ke Mekkah, di Jakarta ada perempuan renta
menggunakan kursi roda naik pesawat, di Jawa Tengah seorang pembantu rumah
tangga tak bisa menyembunyikan rasa haru ketika sang majikan mewujudkan
mimpinya menunaikan haji. Penggalan cerita ini jamak terjadi dalam kehidupan
kita menjelang ibadah haji.
Dari kisah di atas ada
makna yang bisa diungkapkan selain dari bagian ibadah. Haji dapat dilihat dalam
sosiologi pengetahuan sebagai bagian ‘semangat’ atau ‘panggilan’. Aksi religiositas
ini tidak saja dimaknai sebagai rukun islam atau status sosial seseorang di
masyarakat namun haji bagi masyarakat Indonesia adalah suatu keharusan. Untuk itu
apapun dilakukan untuk bisa dicapai. Inilah yang bisa dikatakan sebagai
semangat atau keterpanggilan seorang muslim menjalan perintah Allah.
Panggilan
Betapa pentingnya
sebuah haji ini diceritakan kemudian oleh Ali Shariati melalui buku Al Hajj
(Pilgrimage). Dalam mukaddimah bukut itu, Shariati menggambarkan arti
menunaikan haji esensinya adalah sebagian bagian menuju Allah. Ia menjelaskan: hat
does Hajj mean? In essence, Hajj is man's
evolution toward Allah. It is a symbolic demonstration of the philosophy of
Creation of Adam. To further illustrate this, it may be stated that the
performance of Hajj is a simultaneous show of many things; it is a "show
of creation", a "show of history", a "show of unity",
a "show of the Islamic ideology" and a show of the Ummah. (dikutip
http://www.shariati.com/english/hajj/hajj1.html).
Haji dapat dimaknai sebagai
jalan menuju sang khaliq yang digambarkan awal mula diciptakan Adam atau
manusia pertama di muka bumi. Pada cerita penciptaan Adam akan ditemukan di
tanah haram. Haji dapat disimbolkan dalam berbagai hal tentang sejarah,
persaudaraan, ideology dan menunjukkan ummah. Haji adalah jembatan masa lalu
dan masa kini. Hal itu yang membuat orang ingin menunaikan haji.
Max Weber ilmuan
sosiologi menyebut ini sebagai bagian dari panggilan (calling). Menurutnya jika
seorang sudah merasa terpanggil maka aka nada semangat untuk mewujudkannya. Ia
berpandangan bahwa jika seorang berhasil di dunia maka akan berhasil pula di
akhirat. Dalam islam dijelaskan bahwa siapa yang beramal saleh di dunia maka surga
adalah tempat terbaik bagi mereka. Itulah mengapa seorang muslim selalu
semangat untuk bekerja yang pada akhirnya melaksanakan haji. Konon sebagian
masyarakat Indonesia percaya bahwa padang masher di dunia itu ada di tanah suci
Makkah. Orang muslim selalu berdoa untuk diberikan kesempatan mengunjungi
Mekkah sebelum meninggal.
Sebagai gambaran saja
setiap tahun jamaah asal Indonesia terus mengalami peningkatan ini belum
termasuk daftar tunggu. Bahkan ada orang yang tidak puas dengan berhaji satu
kali yang kemudian melahirkan wacana kemenang untuk melarang setiap orang untuk
berhaji kedua kalinya.
Agaknya panggilan haji
kiranya memberikan saya kesempatan untuk bisa mengunjungi Mekkah tempat cerita
awal mula Adam, sejarah, ideology dan ummah yang seperti diceritakan Ali
Shariati.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung di halaman saya.