JIKA dulu--maksud saya di tahun 90-an hingga 2000-an--(ber)foto menjadi hal yang sulit dilakukan, kini di era digital maka foto beserta suasana yang menyertainya bisa kita dapatkan di setiap etalase media sosial. foto berserakan dan berlimpah ruah. Kemajuan teknologi dan kemampuan daya beli orang-dari HP low entry sampai high level semua menyediakan kamera dan editor foto memungkinkan orang berfoto dimanapun dan kondisi apapun yang akhirnya bisa di edit sebelum di posting.
Orang berlomba-lomba untuk menampilkan dirinya dalam foto saat bersantai bahkan saat menyantap makanan sekalipun. orang mendahulukan memotret dan memosting makanan daripada berdoa. Semakin banyak komentar dan komentas 'suka' semakin menjadikan foto dan diri menjadi kepuasan si pengunggah. alih-alih foto sebagai pemanis ruang kamar kita malah lebih suka foto disebar menjadi milik publik (like dan komentar). saya pun merasakan demikian dan tidak terbantahkan bahwa komentar dan like dalam foto yang saya upload menjadi daya tarik tersendiri.
Dari keseringan inipun (baca:berfoto) kita menjadikan itu sebagai sebuah gaya hidup; makan direstoran difoto, naik pesawat kelas bisnis difoto, traveling difoto bahkan setelah ibadah pun tak lupa menambil foto (semoga tidak riya hehehe).
Apa yang kita lakukan adalah eksistensi, foto menunjukkan kelas kita. Bourdieu menyebutnya distingsi. selera budaya menentukan kelas sosial. musik dangdut dan jazz sebagai misal tentu membedakan kelas sosial penikmatnya. Demikian halnya foto, foto yang diupload di hp tertentu akan membedakan kelas sosial mana orang itu berada.
Selera berfoto meningkat seiring dengan minat orang akan fotografi. pihak pengembang HP cukup jeli melihat ini sebagai peluang dengan mencantolkan kamera dengan fitur editor seperti yang ada dalam dunia fotografi. dengan kemudahan ini menjadikan orang mengabadikan setiap moment dengan sebuah foto. foto sangat penting sebagai bagian dari sejarah,
sejarah fotografi sendiri dimulai di awal tahun 1800an. seperti yang dikutip dalam petapixel: Photography has been a medium of limitless possibilities since it was originally invented in the early 1800s. The use of cameras has allowed us to capture historical moments and reshape the way we see ourselves and the world around us (http://petapixel.com/2015/05/23/20-first-photos-from-the-history-of-photography/)
dunia fotografi hanya sekedar dalam kegiatan resmi; acara negara, dan militer. Seiring perkembangan zaman, foto pun menjadi gaya hidup dan kita pun merayakan itu dengan berfoto dan mengunggah sebanyak mungkin.
Pribahasa Tiongkok, satu foto bisa menjelaskan ribuan kata-kata. dan kini puluhan bahkan ratusan foto (yang diupload) belum cukup rasanya dengan kata-kata.
menarik
ReplyDelete