Dalam ruang-ruang maya, kadang kita tidak mengetahui identitas seorang padahal ia sebenarnya dekat. realitas yang termediasi memang memungkinkan itu, from somebody to anybody. dalam dunia maya kita bisa menjadi apa saja yang kita mau (identitas yang cair). hal ini yang terjadi, saya mendapat email dari seorang yang tak saya kenal.
Mengingat tidak ada yang berbau SARA dan sifatnya tidak rahasia. e-mail itu hanya sekedar ungkapan biasa bagi saya. akhirnya, saya memberanikan memposting email tersebut. Saya tidak tahu, surat elektronik itu salah kirim atau memang untuk saya. lantas motif apa dan kenapa? entahlah...tanpa mengurangi substansi saya menampilkan email tetangga-yang tak saling kenal-itu apa adanya. (semoga yang mengirim itu membacanya kembali)...
***
Lelaki Yang Berjalan Dalam Luka
Terhuyung ia menyeimbangkan dunianya... Tak seimbang lagi rasa di hatinya, sampai berjalan pun ia membutuhkan tenaga yang besar. Katanya separuh jiwanya pergi bersama orang yang dikasihinya... rasa cintanya terbawa seluruhnya oleh gadis yang dikasihinya itu, tak disisakan sedikitpun untuk membuatnya merasa tetap jatuh cinta lagi.
Katanya saat ini ia merasa sangat rapuh, karena bayang-bayang gadis yang dikasihinya selalu menghantui dirinya.
Gadis ini, benar-benar hebat rupanya... sampai membuat lelaki yang dulunya bersinar hebat ditiap hari-harinya itu menjadi seredup cahaya malam. Tapi sayangnya, lelaki itu... yang berjalan dalam luka cintanya, tidak menyadari... bahwa cintanya tidak sepenuhnya pergi meninggalkan dirinya. Rasa sakit hebat yang menerpa dirinya secara mendadak, membuatnya tak mampu merasakan sedikit ruang dihatinya yang masih menyimpan kerinduan.
Ya, lelaki itu katanya selalu rindu untuk dikagumi... selalu rindu untuk dinantikan... selalu rindu untuk diperhatikan... selalu rindu untuk dipercaya... selalu rindu untuk dikuatkan.
Dan sayangnya lagi, gadis hebat tadi... yang membuat lelaki ini menjadi redup sinarnya, pergi meninggalkan dirinya tanpa membawa jejak-jejak kerinduan itu. Ia pergi dengan membawa harapan akan cintanya yang baru... meninggalkan lelaki ini dalam kesedihan dan ketidakpastian.
Tertatih ia mengumpulkan sisa cintanya... Tak berirama lagi dunia disekitarnya, sampai berbaring pun terasa meletihkan jiwanya.
Katanya tak bisa lagi ia jatuh cinta... karena untuk menyembuhkan lukanya, ia perlu waktu yang mungkin sangat lama.
Tapi sayangnya, lelaki ini tidak menyadari bahwa ruang kecil dihatinya... yang selalu merindukan sosok wanita yang bisa membuatnya selalu merasa dikagumi, dinantikan, diperhatikan, dipercaya dan dikuatkan... Menantinya untuk jatuh cinta lagi, kepada hati yang tepat... kepada rasa yang tepat... kepada wanita yang bisa mengisi ruang kecil dihatinya itu, yang nantinya akan membuat lelaki ini jatuh cinta secara besar.
Pagi ini..., lelaki yang berjalan dalam luka itu terbangun dan menatap dirinya di cermin. Tak dikenalinya wajah yang menatapnya melalui cermin itu, itu bukan wajah lelaki yang dulu penuh dengan romantisme yang pernah dikenalnya.
Dihantamnya wajah yang menatap dirinya itu, karena sungguh tak suka ia melihat wajah itu... yang penuh dengan kehampaan dan ketidakceriaan hidup. Perih menerjang kepalan tangannya... ada darah di sana, dan cermin yang retak di hadapannya.
Sekarang tak dilihatnya lagi wajah lelaki yang menatapnya dengan penuh kesedihan itu, telah diusapnya pula darah di kepalan tangannya.
Terhuyung ia menyadari satu hal... lukanya, yang kemarin terasa sangat sakit dihatinya.. tiba-tiba menghilang... berganti dengan perih luka ditangannya, tapi itupun sudah diusapnya... sebentar lagi akan diobati lalu diperbannya, dan besok mungkin akan segera sembuh.
Terhuyung ia menyadari satu hal... lukanya, yang kemarin dirasakannya akan sembuh dalam waktu yang lama, dibandingkannya dengan luka ditangannya saat ini. Terhuyung ia menyadari satu hal... kenapa luka cintanya ia bawa dalam tidur dan mimpi, sementara luka ditangannya bisa diobatinya saat itu juga.
Cermin yang retak dihadapannya itu, sudah tak bisa lagi ia selamatkan dan perbaiki... begitu pula dengan cintanya yang pergi. Yang bisa dilakukannya hanya membersihkan serpihannya dan membuang serpihan tersebut di tempat yang aman, di tempat yang tidak akan membuat dirinya atau orang lain terluka (lagi).
Lelaki itu, yang tiba-tiba saat itu juga berdiri dengan tegak dan gagahnya, merasa seperti mendapat bisikan dari sebuah suara yang sangaaat lembut... suara yang jika didengarnya secara langung dari pemiliknya, mungkin bisa membuatnya jatuh cinta, "membuang rasa sakitmu bukan berarti melupakannya, kamu pasti paling tahu kalau kamu tidak akan bisa melupakannya, karena untuk melewati proses melupakan kamu harus mengingat terlebih dahulu. Membuang rasa sakitmu berarti menyadari bahwa kamu tidak mau terluka lebih lama dan lebih parah lagi... tak apa sesekali mengingat rasa sakit itu, untuk sekedar mengingatkanmu bahwa dalam cinta, segala sesuatu yang telah kamu perjuangkan akhirnya bukan ditentukan olehmu. Tak apa sesekali mengingat rasa sakit itu, agar kamu tidak melakukannya kepada orang lain... karena di sana, di luar sana, ada seseorang yang menantimu... seseorang yang akan membuatmu jatuh cinta kembali, berkali-kali lipat daripada cintamu yang sebelumnya. Jangan buat ia menunggu terlalu lama... karena kamu pasti paling tahu, bahwa perasaan jatuh cinta itu... sangat indah".
dan kini, Lelaki itu... yang kemarin berjalan dalam luka, melihat dunia disekelilingnya menjadi penuh dengan warna. Lelaki itu... yang kemarin kehilangan separuh jiwanya, telah membeli sebuah cermin yang baru... dimana pada saat ia melihat ke arah cermin itu, didapatinya wajah seorang lelaki tampan yang penuh dengan optimisme dan sebuah senyum yang mampu membuat seluruh wanita di jagad raya ini jatuh cinta kepadanya. Kini, lelaki itu berjalan meninggalkan lukanya... menuju ke sebuah tempat yang bisa membuatnya jatuh cinta lagi.
***
kata yang berkesan saya kutip kembali dari catatan itu, "...untuk sekedar mengingatkanmu bahwa dalam cinta, segala sesuatu yang telah kamu perjuangkan akhirnya bukan ditentukan olehmu"
saya akui dia pintar merangkai kata, ia penuh metafora dan salayaknya sajak atau puisi, keindahannya karena metafora. jika tulisan itu benar-benar untuk saya, maka ia menulis separuh kisah yang pernah saya alami (paling tidak yang pernah merasa jatuh cinta) tapi jika surat itu salah alamat (hal biasa jika salah alamat) maka ia telah mencoba mengingatkan saya kembali kisah-kisah yang telah lewat untuk dikenang...
Lelaki yang berjalan dalam luka... hmmm, keren ceritanya. Dan begitulah cinta, akan menggerogotimu jika kau tak memberikan porsi yang pas :)
ReplyDeleteiya mbak, ceritanya menarik...smoga yang mengirim itu membacanya kembali...
ReplyDeletekata2 mantra dari mbak "cinta mengngerogoti jika kau tak memberi porsi yang pas"
mantep kata2ne mbak...:)
salam hangat