Wednesday, April 27, 2016

Kemampuan Bahasa Inggris orang Indonesia


Bahasa Inggris kini telah menjadi bahasa utama yang telah digunakan dalam masyarakat. Bahasa ini menjadi keterampilan wajib bagi setiap orang dalam menjawab persaingan di tingkat global. Tidak heran banyak lembaga dimulai dari institusi pendidikan hingga dunia usaha mewajibkan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam percakapan. 

Sejalan dengan itu, Bahasa Inggris semakin menjadi penting dengan masuknya babak baru dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimana negara Indonesia menjadi peserta dalam peta ekonomi regional Asia Tenggara itu. MEA ditandai dengan kompetisi barang, jasa dan sumberdaya manusia lintas negara. Dan kompetisi sumber daya manusia memasukkan kemampuan bahasa global salah satunya Bahasa Inggris untuk dikuasai. Setiap orang dituntut untuk dapat berinteraksi dalam Bahasa Inggris. Sumber daya menusia menjadi kunci penting untuk memenangkan persaingan global. 

Persoalan yang kini dihadapai negara Indonesia dalam memasuki pasar MEA adalah kesiapan sumber daya manusia dalam menguasai Bahasa Inggris. Data menunjukkan tingkat penguasaan bahasa Inggris masyarakat kita masih berada pada tingkat menengah. Sebuah riset yang melibatkan beberapa negara yang dilakukan oleh lembaga English First (EF) menyarikan, kemampuan Bahasa Inggris orang Indonesia masih berada pada level kemampuan menengah dengan skor EF EPI 52,91. Survei di tahun 2015 tersebut melibatkan 70 negara dengan sistem pemeringkatan atau kategori; kemampuan sangat tinggi, kemampuan tinggi, kemampuan menengah, kemampuan rendah dan kemampuan sangat rendah. 

Negara kita berada pada peringkat 32 dari 70 negara dengan kategori “kemampuan menengah”. Capaian itu masih kalah jauh dari tetangga kita Malaysia yang berada pada peringkat 14 dengan kategori “kemampuan tinggi”. Hal ini menjadi persoalan serius dalam menghadapi persaingan global. 

Pada kondisi global saat ini tenaga profesional dalam negeri akan bersaing dengan tenaga kerja asing yang kemudian menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Kondisi ini menyebabkan adanya urgensi terhadap kemampuan bahasa Inggris. Setiap individu profesional dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berbahasa Inggris, guna menguasai komunikasi di pasar bebas MEA (tempo.co/18/11/2015).

Yang menjadi persoalan adalah dunia pendidikan di Indonesia tidak merata dalam memberikan pembekalan mahasiswa dalam Bahasa Inggris. Mahasiswa hanya diberikan Bahasa Inggris hanya di semester-semester awal dan tidak ada evaluasi atau pembekalan Bahasa Inggris di semester akhir. Hasilnya kemudian bisa ditebak, mahasiswa yang tidak memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik sering kali mengalami penolakan karena kemampuan bahasa yang masih rendah. 

Menjawab persoalan yang dihadapi bangsa perlu terobosan besar dalam menghadapi tantangan yang maha dasyat ini. Upaya itu telah dilakukan dengan menghidupkan komunitas anak muda di Kendari yang mereka beri nama Kendari Council. Mereka menghimpun diri dengan melibatkan mahasiswa lintas universitas di Kendari Sulawesi Tenggara dengan belajar dan berlatih menguasi Bahasa Inggris. Komunitas ini berdiri di awal tahun 2015 dan telah banyak melibatkan mahasiswa untuk belajar. 

Hingga saat ini kegiatan komunitas ini pesertanya telah mencapai puluhan. Namun beberapa persoalan yang dihadapi mereka adalah keterbatasan sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar. Mereka hanya memanfaatkan prasarana yang sederhana sebagai media belajar mengingat komunitas ini adalah swadaya. Oleh karena itu untuk mendukung kegiatan mereka perlu dilakukan upaya karitatif untuk menghidupkan kegiatan yang telah dilakukan.

Komunitas seperti ini perlu direplikasi dan dikembangkan di tempat lain. Kita memerlukan seperti Kampung Inggris di Pare, Kediri Jawa Timur untuk mempercepat pengembangan kualitas SDM kita. Tanpa itu pemerintah akan kesulitan mengejar ketertinggala dari negara lain.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung di halaman saya.

< > Home
emerge © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.