Ekonomi kreatif menjadi pembicaraan hangat akhir-akhir ini. Hal ini terlihat dari banyaknya hasil pencarian kata ekonomi kreatif/industri kreatif di internet dan tentu saja dapat dibuktikan di lapangan dengan masifnya aktifitas pelaku ekonomi kreatif.
Untuk mengukur hal itu berjalan, maka saya melakukan penelitian kecil di Kota Kendari, tidak jauh dari tempat tinggal saya. Beberapa hal yang saya temui di lapangan, mulai dari responden yang dihubungi lewat email dan aplikasi sosial media seperti whatshapp dan facebook yang tidak merespon dengan baik hingga responden yang belum mengerti baik tentang apa itu ekonomi kreatif.
Akhirnya kendala pun ditemui, jumlah data yang diterima dari sebaran angket masih relatif kecil. Hal lain adalah kurangnya informasi terkait pelaku dan pegiat ekonomi kreatif.
Pengambdian masyarakat tentang ekraf (foto: dokumentasi pribadi( |
Kurangnya jumlah pasti pelaku ekonomi kreatif di kota Kendari menjadi kendala utama dalam penelitian saya. Oleh karenanya, saya hanya menyebar kuesioner/angket berdasarkan pada ciri-ciri umum pelaku ekonomi kreatif menurut definisi umum dan konsep-konsep dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Data yang telah dikumpulkan dari kemudian data diolah, dianalisis kemudian menarasikan dalam laporan penelitian.
Untuk melihat pola umum ekonomi kreatif di Kota Kendari tahun 2017 berikut hasil olah data sederhana ini.
Secara umum, temuan dalam penelitian ini dapat dirangkum sebagai berikut:
Secara umum, temuan dalam penelitian ini dapat dirangkum sebagai berikut:
- Rata-rata pelaku ekonomi di kota kendari berumur dibawah 40 tahun. Sector usaha yang mereka geluti lebih banyak di sector kuliner, jasa dan desain grafis.
- Tahun merintis usaha sebagian besar setelah tahun 2010 yaitu sebesar 85 %
- Sebagian besar menjawab bahwa sumber modal usah bersumber dari modal sendiri. Mereka tidak mau mengambil resiko dengan mengambil kredit di lembaga perbankan dan lembaga keuangan non-bank.
- Pelaku usaha sebagian belum pernah mengikuti pelatihan kewirausahaan dan kegiatan sejenisnya. Hanya sebagian kecil yang pernah mengikuti pelatihan
- Pelaku usaha ekonomi kreatif memasrkan produk dengan kombinasi metode on-line dan off-line. Media pemasaran dilakukan lebih banyak melalui facebook, instagram dan whatsapp.
Ekonomi kreatif di Kota Kendari berkembang setelah tahun 2010-an. Hal ini ditandai dengan masifnya pertumbuhan pelaku ekonomi kreatif yang tersebar di beberapa lokasi. Dari usaha minuman hingga jasa.
Merujuk pada data, di Kota Kendari potensi ekraf sangat potensial. Hal ini terlihat dari usaha-usaha kreatif baik yang berbentuk UMKM. Usaha-usaha ini bergerak di sektor perdagangan dan jasa yang tersebar di beberapa kecamatan. Usaha ekonomi kreatif ini lebih didominasi oleh pengolahan makanan dan minuman, percetakan, dan kriya/mebel.
Hasil hasil identifikasi lapangan, menunjukkan bahwa subsector potensial Ekonomi Kreatif yang berkembang saat di Kota Kendari saat ini adalah sektor yang bergerak di industri makanan dan jasa.
----
Catatan: Data lengkapnya ada dalam laporan penelitian
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung di halaman saya.