Lebaran kali ini

Lebaran sudah tiba, walau tahun kali ini, 2011-1432H—kembali berbeda hari, Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi islam di Indonesia melaksanakan pada selasa, kalangan Nahdiyin (Nahdatul Ulama) organisasi Islam terbesar Indonesia dan pemerintah melaksanakan rabu. Perbedaan metode hizablah menyebabkan berbeda. Namun (semoga) tidak mengurangi ukhuwah islam, kebersamaan menyambut kemeriahan lebaran. Perbedaan adalah rahmat.

Perbedaan ini sudah jauh-jauh sebelumnya. Beberapa tahun lalu pun demikian, yang membingungkan adalah pemerintah tidak bisa menjembatani perbedaan hizab itu dan dampaknya membingungkan ummat (terkhusus ummat yang mengikuti pemerintah). Ketidak pastian ini membuat masyarakat banyak mengeluh,

“sudah masak buras (sejenis panganan dari beras di bungkus daun pisang, dimasak seperti lontong) tapi ternyata lusa (rabu) lebarannya, akhirnya di makan saja untuk sahur.”

Agaknya keluhan ibu-ibu itu beralasan, sehari sebelum hari idul fitri, beragam jenis makanan sudah musti dipersiapkan. Dari pagi hingga malam ibu-ibu menyiapkan makanan khas berselera di hari idul fitri. Mulai dari ketupat, buras, kari ayam hingga makanan penutup sudah dipersiapkan matang.

***

Perbedaan berlebaran adalah perbedaan metode, tidak ada yang salah karena ada nash-nash yang menguatkan. Perbedaan adalah rahmat, dibutuhkan kebesaran hati dan menghargai perbedaan itu dan menguatkan ukhuwah dan silaturahim. Perbedaan hari berlebaran tidak harus dipolitisasi yang membuat resah ummat.

Setiap lebaran tiba, nuansanya selalu berbeda pula. Tapi nuansa perbedaan itu hendaknya mejadi rahmat dan juga merajut silaturahim antar sesama. Takabalallahu minna waminkum, selamat Idul Fitri 1432 H, maaf lahir bathin. Semoga berlebaran kali ini memberi keberkahan bagi kita semua dan dipertemukan kembali pada ramadhan tahun berikutnya. Amin

Kendari,310811