--memaafkan berkenaan dengan tindakan yang tak dapat dibatalkan di masa lampau, sedangkan berjanji berkenaan dengan tindakan yang tak dapat diduga di masa depan. dua-duanya tersedia secara serentak di dalam diri manusia (Hannah Arendt).
Memiriskannya karena kisah manusia tak seperti teks di komputer yang bisa dihapus kapan saja. semau kita, dan mengembalikan menjadi nol. setelah itu kembali kesedia kala.
tapi manusia tidak. ketika seseorang tersakiti, yang tinggal puing/sisa kesesalan yang membekas. susah untuk termaafkan. ibarat gedung yang pernah runtuh, membangunnya tak akan kembali seperti sedia kala. rapuh dan retak tak bisa dihindari.
saya banyak melakukan kesalahan itu di waktu yang silam, anehnya, saya hanya selalu berlindung dibalik penjelasan klise tak ada manusia sempurna atau setiap mahluk bernama manusia tak lepas dari salah dan dosa . betapa naifnya saya.
tapi ada cara yang membuat saya dimaafkan; pengampunan. tapi apa bisa?. ketika tuhan mau mengampuni mengapa manusia tidak?. ya, manusia kadang tak mau memaafkan jika sisi banalitas menjelma pada hati yang rapuh dan sering mendengki. saya pikir saya melakukan kejahatan pada beberapa orang yang pernah saya sakiti secara fisik maupun psikis. dan itu kedangkalan saya sebagai manusia.
mengampuni ini saya teringat Hannah Arendt, Filsuf cantik itu, ia berkata bahwa cara menghapus kesalahan adalah dengan MENGAMPUNI. tapi bagaimana bisa saya mau mengampuni atau diampuni dengan kesalahan yang hampir sama dengan sebuah kejahatan?. tidak ada jalan lain, harus ada ampunan. Arendt mencoba berpesan, setiap kesalahan ada obat yang bisa menyelamatkan, yakni kemampuan manusia memaafkan disatu pihak, dan kemampuan berjanji di lain pihak.
segenap pengalaman ini membuat saya berpikir untuk melupakan ingatan kesalahan. walau yang saya sakiti itu menolak lupa. tapi Arendt selalu mengajarkan sebuah cara yang lain untuk memaafkan.
saya berjanji yang menjadikannya kepastian dari tindakan saya yang tidak diduga. maafkan dan ampunkan setiap salah.
ini janji...
"persahabatanlah yang menjadi dasar kemanusiaan kita", kata Sindhunata
kak, kereeeeen... akh irika sama kita, pengenka juga menulis seperti diatas. simple tapi mengena, heheh kentara di yg sudah banyak melahap buku2 "bermutu" dg yg yah...
ReplyDeletekalo tentang memaafkan, saya agak keras disini. mungkin sy agak cuek orangnya, tp sekalinya ada yg nyangkut sy susah memaafkan kesalahan org yg betul2 menyakiti hatiku.
#nah lo kok mala curhat... Hahaaha :)
ahahhaha...tidak syam, sy hanya membaca (tdk berarti banyak buku lho). saya suka iri nya, dan saya juga begitu untuk memotivasi menulis, dan saya banyak belajar sama seseorang yang sudah di Amerika. syam juga mungkin tau beliau. sy curi ilmu.eheheh.
ReplyDeletememaafkan itu katanya seperti latihan olahraga.kalo dilatih otot akan rileks...hehehehe...susah memaafkan? kadang saya juga gt, dan itu dangkal. tapi ada cara, mengampuni dan berjanji kata Arendt.
smga slalu berbagi ilmu. salam hangat
kl yg di Amerika maksudnya Yusran Darmawan yah? hehehe... kalo saya malah ngefans dan tergila-gila sm tulisan Istrinya, Dwi Agustriani (http://terasimaji.blogspot.com/). Kereeeen! salah satu blog yg rutin saya kunjungi dari tahun 2008.
ReplyDeleteiye, Blog Walking itu ndak sekedar saling mengunjungi blog trus komentar basa-basi padahal nd mengerti maksud yg penulisnya mau sampaikan. kalo saya pribadi harus dpt ilmu dong, hehehe...
Salam hangat Kak :)
benar syam, bersilaturahmi antarblog tanpa meninggalkan koment sekalipun itu bagian merajut persaudaraan di dunia maya. tetangga dunia maya terkadang jadi guru...:) sy tidak kaget kalo istrinya jago nulis, suaminya jago nulis soalnya. kanda satu ini slalu memikat dalam menulis.
ReplyDeletesy slalu liat syam menulis dipadu foto. saya malah jadi iri juga...tapi iri yang baik2 saja.ehehe
salam hangat
berarti mreka pasangan yg bikin iri dong yah, hahaha... sy baru tau sih kl suaminya juga suka dan jago nulis :)
ReplyDeletelebih suka tulisan yg ini...mengalir dan ringan...,janjinya tuk bisa memaafkan di penuhi ya..^^
ReplyDeletemakasih kak Athyra...sy berjanji sepenuh hati...:)
ReplyDelete