KOTA INI TIDAK TERLALU LUAS, hanya sekitar 48 kilometer jika tak salah. Di bagian Utara menjulang gunung api yang disebut Merapi. Di bagian Selatan membentang Samudra luas yang gemuruh ombaknya membuat bulu kuduk merinding. Orang menyebutnya pantai selatan, (samudera Hindia), tempat bersemayamnya Nyi Roro Kidul. Di bagian Timur, batuan Andesit membentuk candi Prambanan, satu dari produk masa silam yang bercerita kisah dramatik skaligus tragik-Bandung Bondowoso dan Roro Jongrang. Sedang di bagian Barat tempat terbenam matahari yang sangat indah apalagi di sore hari ketika daun-daun yang kering jatuh membentuk sebuah seremoni sederhana.
Perpaduan atau jika tidak bisa dikatakan perang antara tradisionalitas versus modernitas juga sangat terasa di kota ini. pasar-pasar tradisional masih terjaga diantara produk-produk global membanjiri di mal. Kita akan menyaksikan itu setiap hari di tempat ini.
Bagi saya, selama dua tahun tak pernah habis menyanjung. Walau pengalaman selalu bersifat objektif tapi orang yang datang ke tempat ini selalu ingin mengulang. Dan itu tak bisa saya bantah bahwa saya menyukai kota ini. Bagi saya, kota lama, candi, pantai, gunung, museum, toko buku menarik perhatian saya selama menghabiskan waktu belajar di kota ini.
Di kota inilah saya menghabiskan banyak waktu membaca dan menulis pengalaman hidup. di tempat inilah saya banyak belajar tentang arti sebuah kesederhanaan dan di tempat inilah saya belajar dan belajar.
Saya ingin lagi kembali ke tempat ini, tentu dalam suasana lain tidak lagi untuk sekolah namun beromantika. Mungkin lain waktu.
sesaat setelah wisuda, Yogyakarta 24102012
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung di halaman saya.