
Sore itu, hujan belum benar reda. Berkunjung ke Florist dekat Kota Baru sekedar bertanya karangan bunga atas permintaan seorang (yang pernah menjadi atasan) dan dosen saya di kampus, Prof. Dr. Dwi Aries Tina, NK, MA.
Melihat rangkaian bunga segar yang (mungkin) baru saja dipetik yang masih basah itu saya teringat kamu. saya pun lupa perintah atasanku, saya terpaku melihat bunga seindah itu. sore itu memang berbunga-bunga.
***
kusebut kau Bunga
seperti kolopaknya menunggu
hujan sore yang basah
dengan riang dicumbui rinai yang gelisah
Hujan gerimis itu pasti reda, tapi memujamu tak akan ada habis-habisnya
ada waktunya kau
berlindung pada pendar
cahaya matahari.
tempat hangatnya segala yang rindu
:rinduku juga rindumu
malam meredakan hujan sore di toko bunga itu.
demi sejumput cahaya
pada kunang-kunang di tanganmu
kuingin pundakmu ku tempiaskan lara
tempatku melarung sakit,
sakit menahan rindu
*di florist Kota Baru Yogyakarta, 2011
-------------
terimakasih buat Nuryadi Kadir, yang mengabadikan rangkaian mawar itu dalam iPhone-nya. Jika saja kau perempuan sore itu, maka sajak ini lebih cocok untuk dirimu.
puisinya romantis banget.. wanita yang menerima pasti idungnya kembangkempis.. hehe..
ReplyDeletejalanjalan.
ehehehe...dipaksain romantis mas paling pasnya...:D. selamat pagi
ReplyDeletesemoga berkah hari ini.
salam hangat
romantis bung patta puisinya, manis semanis bunganya..., sepertinya bukan sekedar puisi tp ungkapan hati...,hmmm...bgusnya lagi kalau diungkap didepan ceweknya bung...,tp tak sekedar ungkapan loh...hehe
ReplyDeletebunganya tertangkap kamera hp di florist kota baru mas...bener kata mas tak sekdar kata2 :) *uji nyali :D
ReplyDeletesalam kenal mas